Google

Tuesday, September 2, 2014

PERANAN TIK & DAMPAKNYA BAGI ANAK



PERANAN TIK
&
DAMPAKNYA BAGI ANAK
 djoko Aw*)
di sampaikan pada:
SEMINAR PENDIDIKAN
UPT TEKNODIK
DINAS PENDIDIKAN PROPINSI JAWA TIMUR

Pengantar:
Perkembangan teknologi informasi Komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran . Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan  TI ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan  dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Inilah adalah dampak positif dari TIK, namun sisi lain secara bersamaan muncul pula dampak negatifnya, yang kapasitas pengaruhnya tak berbilang besarnya.  
Teknologi Informasi dan Komunikasi memungkinkan anak-anak menjelajah kemana-mana, ke wilayah yang yang luas tanpa batas, bahkan menyeruak ke wilayah yang “Probhibited” ( wilayah larangan bagi anak). Ditambah derngan sifat anak anak yang serba ingin mencoba dan ingin tahu secara mendalam (curiosity). Jelajah tanpa pengawasan sejatinya memberikan kebebasan memungkinkan anak mendapatkan informasi yang begitu berlimpah, namun kantong-kantong otak tidak terasa juga menabung hal-hal yang bersifat negatif. Citarasa sosial anak akan berubah, yang biasanya berbagi nilai-nilai kebaikan menjadi penyebar nilai keburukan, dan terpolarisasi sangat cepat. Dan secara mendalam menjadikan sebuah kebiasaan yang memungkinkan berpengaruh di ranah psikologisnya.

TEKNOLOGI HADIR DENGAN PLUS MINUSNYA

Teknologi sebagai anak kandung ilmu pengetahuan, hadir secara netral,
tergantung siapa yang menggunakannya
(Albert Einstein)
       Kehadiran teknologi yang semula adalah semata-mata ditujukan untuk membantu meringankan beban manusia dalam mengarungi hidupnya, ternyata membawa dampak pada kehidupan psikologis, sosial, bahkan pada ranah yang memudarkan etika manusia. Hal ini telah dirasakan oleh Albert Nobel, ketika atoom yang ditujukan untuk kemaslahatan manusia kini berubah menjadi musuh manusia, karena penggunaan yang salah. Atoom ternyata dapat  berubah menjadi alat pembasmi manusia. Tak terhitung jumlahnya, bahkan ribu hingga juta manusia dapat binasa dalam kurun waktu yang sangat cepat. Renungan Albert Nobel itu lahir setelah melihat kedahsyatnya teknologi, namun disisi yang berbeda mendatangkan malapetaka hebat. Inilah sebuah kata kunci (keyword) yang harus dipegang oleh semua orang, utamanya para ulama, pendidik, politisi bahkan para birokrat untuk melihat cermat dapak buruk teknologi.
       Terdapat tiga model orang memandang dan menggunakan teknologi, yakni, technophilia, technomania dan technophobia.
  • Technophilia, adalah pola sikap manusia dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi atas dasar pemikiran yang rasional dan cermat. Dalam memanfaatkan selalu mempertimbangkan dampak buruknya. Bahkan technophilia mengatarkan manusia untuk sadar bahwa teknologi selalu membawa dampak buruk apapun canggihnya teknologi. Dampak buruk teknologi kadang tidak sebanding dengan dampak kebaikkannya. Dikaitkan dengan pemanfaatan (TIK), maka jika kita menggunakannya harus berhitung secara cermat bernagai kemungkinan dampak negatif yang timbul.
  • Technomania, adalah pola sikap dalam menggunakan teknologi tanpa mempertimbangkan dampak negatifnya. Secara membabi buta, bahkan mengabaikan ruang waktu, ruang etika, bahkan penggunaan teknologi hanya digunakan untuk pemuasan kebutuhan  sesaat. Berpikir yang pendek (shortcut), dan cenderung  individualistik nyaris hadir bersama dalam ranah technomania. Terkait dengan pemanfaatan (TIK) maka harus ada upaya cerdas untuk mencermaati keadaan ini. Guru tidak hanya fasilitator materi, tetapi harus berperan sebagai filter, yang menyaring situs-situs prohibbited secara hati-hati dan tidak diketahui siswa.
  • Tecnophobia, adalah pola sikap yang harus dihindari dalam dunia pendidikan. Pola ini menggambarkan sebuah sikap yang menjauhi teknologi. Dalam technophobia tergambarkan sebuah pola sikap yang menentang hadirnya teknologi, selalu berprasangka negatif terhadap terknologi. Pertimbangan yang digunakan, biasannya adalah sebuah kepercayaan atau nilai-nilai yang menggangaap bahwa teknologi selalu menghacurkan kehidupan manusia. Dikaitkan dengan pemanfaatan TIK, maka jika hal ini terjadi akan menimbulkan terkungkungnya infomasi, bahkan akan cenderung tertutup terhadap perkembangan teknologi.

DAMPAK TECNOMANIA  PADA PENGGUNAAN TIK
          Teknologi Komunikasi dan Informasi atau yang kita kenal dengan TIK, sesungguhnya hadir membawa kemajuan yang sangat luar biasa. Dengan cepat merubah lingkungan menjadi tak terbatas (unlimitted), tiada batas (non borderline), kecepatan informasi yang cepat (speed), ukuran yang bermacam-macam (size) dll. Kenyataan memungkinkan perkembangan  informasi  bersifat universal dan komunal, apa yang terjadi saat ini disuatu benua dan tersiar dalam hitungan detik ke benua lain. Informasi bukan menopoli negara tertentu, infomasi dari kota yang modern seperti New York Amerika serikat, secara bersamaan akan di miliki oleh anak-anak Desa Bremi kabupaten Probolinggo. Gambar-gambar yang sedang diminati oleh anak-anak Pondok Pesantern Genggong Probolinggo, secara bersamaan juga dinikmati anak-anak Quezon City- Manila Philippina. Hal ini menunjukkan bahwa informasi tidak mungkin dibendung, menggunakan filter apapun. Kemudian dampak lain yang terjidi dapat berupa dampak  Kesehatan, Psikologis, Sosiologis (sosial, etika, seksual dll)

SEDIKIT CATATAN TENTANG KONSEP  BIOPSIKOSOSIAL
Catatan ini dimaksudkan agar tidak menggangu dalam pembahasan makalah ini. Terkait dengan judul “Peranan TIK Dalam Pekembangan BIOPSIKOSOSIALSEKSUAL ANAK. Sejatinya konsep ini berakar dari konsep BIOPSIKOSOAL yang dikembangkan menjadi BIOPSIKOSOSIOSEKSUAL, dan terminologi Biopsikososial ini akrab di ranah kesehatan mental. Konsep terbentang pada box berikut:



Rounded Rectangle: Konsep biopsikososial memberikan suatu gambaran yang menyeluruh tentang munculnya suatu kondisi sakit yang dihubungkan dengan faktor lingkungan dan stres yang terkait di dalamnya. Kondisi lingkungan, dalam hal ini dukungan sosial, dapat juga memberikan perbaikan kondisi. Salah satu contoh penerapan konsep tersebut adalah ilmu kedokteran jiwa.
Kondisi kesehatan jiwa seseorang dapat dilihat sebagai suatu keadaan yang melibatkan faktor biologis, psikologis, dan sosial orang tersebut. Secara biologis, gangguan pada kondisi kesehatan jiwa seseorang diakibatkan karena ketidakseimbangan sistem hormon dan neurotransmiter di otak. Secara psikologis, gangguan kondisi kesehatan jiwa disebabkan oleh mekanisme adaptasi psikis individu yang tidak bekerja dengan baik. Sementara, secara sosial, kondisi gangguan kesehatan jiwa dapat dipicu oleh lingkungan yang tidak nyaman, serta penuh dengan tekanan dan ketakutan.
 




















DAMPAK TIK TERHADAP  BIOPSIKOSOSIOSEKSUAL:
Tidak hanya melarang, tapi harus ada skenario yang cerdas mengalihkan rasa ingin tahu siswa (transferred of curiosity)
(Anonim)

DAMPAK PADA BIOPSIKO:
  • Kondisi Psikologis dan Kesehatan,  kesehatan adalah hal penting, sehat itu mahal, sehatlah sebelum sakit. Kedua kalimat yang umum didengar. Lantas apa hubungannya dengan facebook? Kesehatan bisa menjadi faktor dari dampak negatif Facebook. Duduk berlama-lama memperhatikan beranda Facebook, memberi jempol pada status yang dirasa bagus serta mengunggah foto-foto adalah kegiatan rutin para pemakai Facebook. Memang ada beberapa pengguna Facebook yang pasif tapi tidak sedikit pula yang sampai betah seharian berada pada kondisi “dalam keadaan jaringan”. Kegiatan semacam itu tentu tidak baik dan sangat mengganggu kesehatan. Banyak ahli berpendapat bahwa akhir-akhir ini, masalah kesehatan semacam obesitas, gangguan pencernaan, serta menurunnya kualitas penglihatan disebabkan karena kegiatan bermain komputer yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan kegiatan berolahraga[1].
  • Rusaknya performa mental, kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental[2].
  • Kerusakan Fisik, kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, seseorang dapat mengalami cedera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi, pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer.
  • Media elektronik, seperti komputer, laptop, atau handphone (ponsel) juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. Maksudnya adalah seseorang akan mengalami pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit per hari-nya menyebabkan jumlah orang yang tidak dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting, menjadi semakin meningkat setiap harinya.

DAMPAK PADA SOSIOSEKSUAL:
·    Interkasi Sosial tereduksi, terkuranginya sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara langsung (face to face).
·      Pola Masyarajkat berubah, dari sifat sosial yang berubah dapat mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berinteraksi. Sepertihalnya jika menggunakan Facebook (dampak negatif Facebook yang paling umum adalah permasalahan sosial bagi si pecandu. Sifatnya yang adiktif membuat orang kadang lupa dengan kehidupan yang sebenarnya, kehidupan di sekelilingnya. Contohnya saja, dapat ditemui di tempat keramaian, sekolah, angkutan umum, dan sebagainya, ada orang yang tampak lebih asyik dengan gadget-nya. Bisa saja orang tersebut sedang update status dan saling komentar tanpa mempedulikan lingkungan di sekitarnya. Tentu ini akan mengurangi kemampuan interaksi sosial si orang tersebut. apalagi tidak sedikit ditemui bahwa anak-anak sekarang lebih asyik bermain Facebook dibandingkan ia bermain petak umpat di luar. Tentu hal ini cukup mengganggu bagi perkembangan anak dalam perkembangan sosialnya. Masalah sosial lain yang ditimbulkan oleh dampak negatif Facebook adalah masalah yang menyangkut orang banyak Di Facebook, siapapun dapat menulis tentang apapun. Bagi perusahaan komersil, Facebook mungkin jadi sarana dalam mempromosikan produk/jasanya. Hanya sayang, bebasnya menulis status itu bisa menimbulkan masalah-masalah yang ujung-ujungnya harus berhadapan dengan hukum. Tentu masih ingat ketika di Facebook muncul Gerakan Koin Peduli. Gerakan tersebut ditujukan untuk membela seseorang yang karena hanya nama baik sebuah instansi berimbas pada penuntutan uang yang jumlahnya sangat besar. Tidak lama kemudian muncul seorang polisi di Sumetera Utara yang menulis status bahwa polisi tidak butuh masyarakat. Karena statusnya ini, banyak masyarakat yang sakit hati dan ramai-ramai mencaci polisi tersebut[3].
·      Menipu, kejahatan seperti menipu dan mencuri dapat dilakukan di internet (kejahatan juga ikut berkembang).
·      Maraknya Pornografi, internet dapat membuat seseorang kecanduan, terutama yang menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut[4].Anak-anak paling berisiko ketika mereka berulang kali terpapar gambar yang overstimulating dan berpotensi adiktif. Jika dilihat kompulsif dan disertai dengan pelepasan seksual melalui masturbasi, pornografi Internet dapat memiliki efek desensitizing, membutuhkan intensitas yang lebih besar dan frekuensi serta menyebabkan seksualitas menyimpang tampak seperti norma.
·      Bahaya On-line: bahaya online adalah ajakan seksual yang tidak diinginkan. Remaja yang paling rentan dari setiap kelompok umur sedemikian seksual yang tidak diinginkan (Wolak et al., 2006). Satu dalam 7 remaja dilaporkan telah mengalami provokasi yang tidak diinginkan – yang sebagian besar terlibat undangan untuk bertemu offline, meminta remaja untuk berbicara tentang seks atau menjawab pertanyaan seksual, atau meminta remaja untuk foto seksual eksplisit (Wolak et al., 2006). Sebuah bahaya terkait untuk remaja online melibatkan “sexting” – mengirimkan foto eksplisit secara seksual biasanya melalui telepon seluler atau kadang-kadang melalui Internet. Sexting ini paling sering terlibat dalam oleh remaja dengan teman-temannya dan biasanya melibatkan tekanan teman sebaya. Sexting sering menciptakan harapan “hooking up” (seks) pada bagian penerima, dan meningkatkan tekanan untuk melakukan seks, dan kemungkinan hal itu terjadi, selama pertemuan berikutnya. Sexting berisiko dengan cara ini dan, juga, karena sering menyebabkan bencana reputasi tak terduga yang mungkin tidak dapat diperbaiki. Hal ini sering dimulai dengan foto yang dikirimkan ke pacar atau pacar potensial, yang kemudian – tanpa sepengetahuan pengirim – yang lulus sekitar dan diteruskan ke teman-teman penerima dan “kontak,” seperti surat berantai penyebaran lepas kendali. Selain itu, foto-foto ini bisa muncul lagi di kemudian hari dan digunakan untuk pemerasan atau untuk melampiaskan malapetaka di karir seseorang[5].


SIMPULAN
Dampak TIK terkait dengan  jejaring sosial
1.       Anak dan remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat pemahaman bahasa pun menjadi terganggu. Jika anak terlalu banyak berkomunikasi di dunia maya, maka pengetahuan tentang seluk beluk berkomunikasi di kehidupan nyata, seperti bahas tubuh dan nada suara, menjadi berkurang.
2.       Situs jejaring social akan membuat anak dan remaja lebih mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan sekitar mereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi kurang berempati di dunia nyata.
3.       Bagi anak dan remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di jejaring social. Hal ini akan membuat mereka semakin sulit membedakan antara berkomunikasi di situs jejaring social dan dunia nyata. Hal ini tentunya akan mempengaruhi keterampilan menulis mereka di sekolah dalam hal ejaan dan tata bahasa.
4.       Situs jejaring social adalah lahan subur bagi predator untuk melakukan kejahatan. Kita tidak akan pernah tahu apakah seseorang yang baru di kenal anak kita di internet, menggunakan jati diri yang sesungguhnya.
5.       Pornografi : Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela. Untuk mengantisipasi hal ini, para produsen browser melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home page yang dapat di akses. Di internet terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal.
6.       Penipuan : Hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi tersebut.
7.       Carding : Karena sifatnya yang real time (langsung), cara belanja dengan menggunakan Kartu kredit adalah cara yang paling banyak digunakan dalam dunia internet. Para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan Kartu Kredit) on-line dan mencatat kode Kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka[6].
8.       Perjudian : Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Anda hanya perlu menghindari situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak agresif dan memerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya.
  
CATATAN APOLOGIA:
Mohon Maaf.
Dalam makalah ini nasih banyak terkacaukan istilah-istilah anak-anak, orang, dan siswa, sejatinya dimaksud pengguna internet/teknologi komunikasi adalah anak usia sekolah.  

  RUJUKAN YANG DIGUNAKAN


Adi Maulana [2012]. Blokir Pornografi, Hidup Sehat Tanpa Pornografi, Nuansa Cendekia Bandung.
Azimah Subagiono [2008]. Pornografi Dilarang Tapi Dicari, Gema Insabi Pers Bandung.
Gerungan W.A.[2001]. Psikologi Sosial, PT Refika Aditama Bandung
Wolak, J., Mitchell K.J., & Finkelhor, D. (2006) Online victimization of youth: Five years later. National Center for Missing & Exploited Children.

WEBB RESOURSE :

  1. Ikhawan Worpress: Dampak Positif dan Negatif Jejaring sosial-
2.      Dampak FB dan Kesehatan:   http://forum.kompas.com/internet/260275-dampak-negatif-facebook-yang-wajib-untuk-anda-ketahui.html

3.      Pengaruh Situs Jejaring Sosial (Facebook, Twitter) Terhadap Para Penggunanya http://forum.kompas.com/computer-corner/28780-pengaruh-situs-jejaring-sosial-facebook-twitter-terhadap-para-penggunanya.html

4.      Remaja dan Pornografi Internet. http://belajarpsikologi.com/remaja-dan-pornografi-internet/         
*)djoko adi walujo: Doctor Business Administration  JOSÈRIZAL UNIVERSITY OF PHILIPPINA.Dosen Universitas Adi Buana Surabaya, salah satu anggota dewan pendidikan propinsi jawa timur, mantan anggota dewan Pembina perpustakaan masjid propinsi jawa timur, mantan wakil ketua PGRI propinsi jawa timur, mantan Gugus Pemikir Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP-PGRI) pusat, sekretaris ISPI- Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia propinsi jawa timur. Pemiliki International Certificated untuk pelatihan guru-guru zone Asia-Pacific.



[1]Dampak FB dan Kesehatan:   http://forum.kompas.com/internet/260275-dampak-negatif-facebook-yang-wajib-untuk-anda-ketahui.html

[2]Pengaruh Situs Jejaring Sosial (Facebook, Twitter) Terhadap Para Penggunanya http://forum.kompas.com/computer-corner/28780-pengaruh-situs-jejaring-sosial-facebook-twitter-terhadap-para-penggunanya.html

[3] Dampak Negatif Facebook: http://forum.kompas.com/internet/260275-dampak-negatif-facebook-yang-wajib-untuk-anda-ketahui.html
[5] Remaja dan Pornografi Internet. http://belajarpsikologi.com/remaja-dan-pornografi-internet/    

No comments: