Google

Friday, November 3, 2017

Aplikasi Kebangsaan dalam Prespektif masa depan Untuk jasa pahlawan



Aplikasi Kebangsaan dalam Prespektif masa depan
Untuk jasa pahlawan
Disampaikan pada kegiatan
MEMATRI JIWA GENERASI MUDA MENERUSKAN CITA
Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur
oleh
Dr. H. Djoko Adi Walujo,S.T.,MM*)

Bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu menghargai jasa para pahlawannya. Kalimat bijak ini acapkali kita dengar,bahkan diucapkan orang banyak atau terpapas masal di Koran  majalah dan media elektronik lainnya.Frekuensinya lebih dahsyat ketika mendekati detik-detik peringatan hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 Nopember. Tanggal tersebut kini ditetapkan sebagai hari Pahlawan untuk mengenang pertempuran heroik arek-arek Suroboyo melawan tentara sekutu.Dari penghelatan  Yang hebat itu, menyadarkan kita semua untuk menanyakan kembali disetiap hati sanubari kita, utamanya pada generasi muda: “Apakah bangsa ini telah mengambil prakarsa cerdas dalam menghargai jasa para pahlawannya?”, lalu bagaimanakah cara mengaplikasikannya di masa depan?
           Pada hakikatnya dalam hidup dan kehidupan berbangsa, kita memerlukan hadirnya pahlawan-pahlawan. Keberadaannya menjadi semakin mengental bahkan dapat dinyatakan sebagai kebutuhan kultural masyarakat. Kehadirannya dalam masyarakat dirindukan, apalagi seiring dengan perjumpaan bangsa dengan zaman yang mengglobal ini. Pahlawan adalah ikon “exempla” (keteladanan) bukan ikon “verba” (sebuah kata-kata), karena ia merupakan sosok teladan yang menjadi sumber inspirasi bagi generasi lintas zaman. Semangatnya  pantang menyerah, rela berkorban, cinta tanah air, ketegaran hati, bahkan tak pernah mengalkulasi untung rugi adalah sebagian dari nilai-nilai yang terpatri dan melekat kuat pada diri sosok pahlawan.
Bagaimanakah kita mengapresiasi Hari Pahlawan yang kita peringati setiap tanggal 10 November saat ini? Kemudian bagaikama kita mengplikasikan di masa depan? Tentu jika dicermati banyak model atau cara yang dapat dilaksanakan, terutama ketika kita berhasrat mewujudkan niatan yang bermanfaat kepusaran  kemajuan yang tertuju pada kemandirian bangsa ini. Peringatan Hari Pahlawan jelas bukan hanya sekadar mengingat jasa-jasa para pahlawan kita yang gugur di medan laga,  tetapi lebih dalam dari hanya perenungan belaka. Bangsa ini harus investasi kesadaran baru yang mengarah kepada sebuah solusi bagaimana pemimpin bangsa ini mengajak rakyatnya mengisi kemerdekaan dalam berbagai bidang kehidupan dan mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Tentu ada yang harus dikedepankan yakni pola pikir dan sikap kita, jangan sampai terlambat, bangsa dan negara ini dalam memberikan apresiasi itu. Meskipun tak jarang, kita sering terlambat dalam menilai kebaikan atau prestasi seseorang semasa hidupnya. Sering kita jumpai, apresiasi, ucapan simpati, atau pengakuan prestasi berduyun-duyun diberikan baru setelah orang tersebut telah ‘tak bersama kita lagi’. Padahal semasa hidupnya, kita seakan lupa akan jasa-jasanya. Jangan sampai kita sibuk mengungkapkan penghargaan, saat yang bersangkutan sudah tidak dapat merasakan apa yang kita berikan.
Tentu yang diapresiasi akan lebih bangga dan terhormat jika mereka bisa mengetahui dan merasakan bentuk apresiasi yang kita berikan. Walau kita juga sama-sama tahu, orang-orang yang tulus ikhlas seperti pahlawan dan para guru bangsa kita, tentu tak gila dengan puja, dan tak terbuai denagn apresiasi serta penilaian yang diberikan orang.
Namun alangkah lebih bijak jika kita menghargai atau memberi apresiasi saat yang punya prastasi masih bisa dengan nyata menerima dan merasakannya. Setidaknya, ketokohan dan segala keteladanan-nya dapat diturunkan dan dijadikan pembelajaran untuk kelak kita terapkan demi pembangunan kehidupan negara tercinta kita.
GERERASI MUDA BERBICARA TENTANG PAHLAWANNYA
“MENGHARGAI PAHLAWAN”
(Seperti yang ditawarkan Anne Adriani S. dalam blognya)
Catatan:
Berikut sebuah tulisan yang diunduh dari blog – Anne Adriani S, seorang-orang yang usianya masih remaja. Menuangkan gagasannya terkait dengan model dan cara menghargai pahlawan. Dengan gaya penuturannya yang lugas, dan gaya penulisan diusianya.
Anne menawarkan gagasan menghargai pahlawan sebagai berikut:


  1. Mengisi Kemerdekaan Indonesia dengan hal-hal yang positif.

Oke admin jelasin sedikit deh dibagian ini, jadi kita itu mesti mengisi kemerdekaan Indonesia itu dengan hal-hal yang bermanfaat bukan tawuran seperti yang sebagian dilakukan oleh mahasiswa dan pelajar itu lhoh, gak patut dicontoh banget! Malu-maluin! Para pahlawan kan perang demi membebaskan bangsa dari belenggu penjajahan lah ini tawuran? Itu kan malah merusak persatuan dan kesatuan bangsa! Menganggu banget tuh dalam hal kerukunan!. Masih banyak hal positif yang bisa kita kerjakan untuk mengisi kemerdekaan NKRI.

  1. Kita anak muda sebagai generasi penerus bangsa harus belajar sebagai mestinya.

Bagian ini pasti deh kalian mengerti. Jadi hayooo yang sekolahnya masih malas-malasan dan main-main sekarang harus lebih seurius. Main-main sih boleh ya kalau sekedar untuk mencairkan suasana belajar biar gak jenuh tapi jangan berlebihan.

  1. Selalu menjaga kesatuan dan persatuan bangsa dengan cara saling menghargai dan toleransi dalam setiap perbedaan.

Jadi dalam point ini kita harus mengingat kembali nih atau ceritanya mesti flashback ke semboyan negara kita yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Keren banget kan tuh sekeren persebaran budaya-budaya Indonesia yang berbeda namun tetap kece dengan ciri khasnya masing-masing.Kalian kan tahu negara kita majemuk dalam berbagai hal.


  1. Turut ikut serta dan berapartisipasi dalam memperingati Hari-hari besar Negara.

Itu lhoh biasanya kan kalau hari besar suka diadakan Upacara. Gak usah melayang kemana-mana dulu deh ambil contoh di lingkup lingkungan sekolah aja. Setiap Hari Senin pagi sebelum masuk kelas kan rutinitasnya melaksanakan Kegiatan Upacara Bendera tuh, nah kita dalam melaksanakan upacara itu mesti disiplin jangan mengobrol, bercanda dan melakukan hal lain yang dapat mengannggu berlangsungnya upacara. Menurut survei pengamatan dan pengalaman admin sendiri nih banyak para murid yang malas melaksanakan upacara bendera kebanyakan mereka suka pura-pura sakit terus pergi ke UKS. Hal itu jangan dicontoh ya!. Padahalkan kedisiplinan dan ketertiban saat upacara bisa jadi tolak ukut rasa patriotisme dan nasionalisme kita.



  1. Mengamalkan isi dari Pancasila dan UUD 1945.

Admin gak bisa jabarin dan menjalaskan satu satu tuh.Soalnya hal positif dalam kandungan Pancasila banyak banget. Dan itu berfungsi demi menciptakan keamanan dan ketertiban negara.
*Yang beragama Islam jangan lupa juga yah mengamalkan isi Al-Qur’an dan Hadist jugamueheehe :D

  1. Menghidari pergaulan bebas yang menjurus ke hal-hal negatif.

Waaah ini nih point yang sekarang mulai merajalela merasuki generasi muda jaman sekarang. Kita sebagai manusia harus bisa memimpin diri sendiri untuk mengarahkan diri kita ke arah jalan yang benar. Sekarang banyak terdapat geng geng motor yang anarkis yang beranggotakan para pelajar dan pemuda. Dan yang lebih gawat lagi sekarang banyak generasi bangsa yang terjerumus kecanduan mengkonsumsi narkoba dan minuman keras. Waaaaahhh miris banget. Kalau generasi mudanya pada rusak siapa dong yang mau melanjutkan tangku kepemimpinan bangsa kita tercinta ini. Mending kayak mimin nih yang punya rencana bikin geng anak jenius Indonesia :p
Sebenarnya masih banyak hal-hal yang dari kecil hingga besar untuk menghargai jasa para pahlawan. Dari ke 6 point di atas kita bisa menghargai jasa pahlawan kita yang rela mengorbankan harta benda dan nyawa demi negara kita.Jadi apabila kita mulai melaksanakan point diatas jadi kesannya perjuangan para pahlawan itu tidak sia-sia, kalau di sunda mah teu cape gawe teu kapake gitu :p.Semoga kita semua menjadi generasti penerus bangsa yang baik yang dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia di dunia.Aamiin.

CARA MENGHORMATI JASA PAHLAWANNYA
Tulisan berikut diunduh dari internet tepatnya di alamat: http://aprilyakamis.wordpress.com
Karya Ajat M Fajar-okezone.
Berupa point-point bagaimana menghargai pahlawan dengan mengisi kemerdekaan. Kalimat atau penuturan tulisan sesuai dengan aslinya
Beberapa Cara Untuk Mengisi Kemerdekaan Indonesia Yang Baik :
1.       Belajar dengan baik bagi pelajar dan mahasiswa serta bekerja dengan baik bagi yang sudah bekerja lagi halal.
2.      Menjaga keamanan dan ketertiban nasional dari segala bentuk ancaman pihak dalam maupun luar.
3.      Menjalankan pancasila, peraturan perundang-undangan yang berlaku, aturan agama, serta budaya dalam masyarakat dengan baik dan benar.
4.      Saling menghormati dan menghargai sesama anggota masyarakat dengan menerapkan musyawarah mufakat, tepo seliro, gotong royong, toleransi, dan lain sebagainya.
5.      Mencintai produk dalam negeri dengan menggunakan dan mengembangkan hasil produksi dalam negeri daripada produk luar negeri.
6.      Tidak melakukan perbuatan sia-sia yang tidak memberi manfaat seperti begadang, hura-hura, madat, tawuran, dugem, clubbing, nongkrong di mall, melakukan tindak kenakalan, dan lain sebagainya.
7.      Rela berkorban dalam bela negara ketika kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia diinjak-injak bangsa asing.
8.     Memupuk semangat untuk maju dan menyetarakan diri dari bangsa-bangsa yang telah maju dengan cara-cara yang baik demi terciptanya tujuan nasional seperti kesejahteraan rakyat dan terciptanya kedamaian di dunia.
9.      Berperan aktif dalam pembangunan negara dan daerah lingkungan sekitar serta menjaga kondisi tersebut tetap dalam kondisi yang baik.
10.  Serius dalam melaksanakan peringatan kemerdekaan dan juga dalam mengikuti mengheningkan cipta untuk menghormati jasa para pahlawan yang telah gugur mendahului kita. Tak lupa berikan doa kepada para pahlawan agar Tuhan Yang Maha Esa menerima mereka di sisiNya.
SIMPULAN: PERSPEKTIF KE DEPAN   
       Dari paparan yang dibentang diatas dapat disimpulkan bahwa menghargai pahlawan tidak hanya mengenang dan sekedar merenung tapi lebih diarahkan bagaimana melaukan “maintenamce” merawat hasil hasil perjuangan. Bertidak cerdas dengan mengerahkan segenap kemampuan. Kemampuan yang dimaksud adalah:
  1. Kemampuan bangsa dalam melihat fakta yang ada (ability to fact). Bangsa ini harus sadar bahwa lahir karena perjuangan para pahlawannya. Berlaku semena-mena dan melupakah sejarah adalah bentuk pengkhianatan fakta. Sehingga dapat menumpulkan perjuangan ke masa depan.
  2. Kemampuan bangsa dalam bertindak dan berpikir harus menjunjung dasar-dasar pengetahuan (ability to basic knowledge). Tanpa didasari dengan ilmu pengetahuan kita, maka akan membawa cenderungan yang bersifat sintementil dalam menghargai pahlawannya.
  3. Kemampuan bangsa dalam mengevaluasi perjuangan para pahlawannya (ability to evaluation). Setiap pekerjaan mulai harus mampu dievaluasi, dicermati dari berbagai dimensi, mulai dari etika, hingg etistika. Semua perjuangan harus mampu dipertanggungjawabkan. Menerima koreksi, kritik atau argumen yang berbeda adalah keniscayaan. Dengan demikian bangsa ini tidak gegabah dalam bertindak.
  4.  Kemampuan  bangsa dalam menganalisa gerak perjuangan (ablity to analysis). Bangsa ini dituntut untuk melakukan analisa terhadap segela sesuatu yang diakan dihadapi, sehingga setiap langkah yang diambil akan memiliki nilai-nilai starategi bagi kemajuan dimasa mendatang.

RUJUKAN YANG DIGUNAKAN


Djoko Adi Walujo  [2005]. Pendidikan Kewarnegaraan untuk korikulum berbasis kompetensi : Penerbit Karya Mitra Surabaya
______________[2011]. Problema  anarkhis dikalangan generasi muda disampakaikan pada :Rapat koordinasi implmentasi kebijakan kepemudaan
______________[2012]. Dinamika Masyarakat dalam mempersepsikan PPKN dengan Pendidikan Wawasan Kebangsaan (Suatu Tinjuan Kompilatif). Disampaikan Lokakarya Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila, Rasa Cinta Tanah Air, Kesadaran Bela Negara dan Berkonstitusi    -    Badan Kesatuan Bangsa dan Politik  Provinsi Jawa Timur.
* djoko adi walujo: Adalah Alumni Universitas Negeri Surabaya (UNESA- Dahulu IKIP SURABAYA), doctor business administration di JOSÈRIZAL UNIVERSITY OF PHILIPPINA, Salah satu anggota dewan pendidikan propinsi jawa timur, mantan anggota dewan Pembina perpustakaan masjid propinsi jawa timur, mantan wakil ketua PGRI propinsi jawa timur, mantan Gugus Pemikir Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP-PGRI) pusat, sekretaris ISPI- Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia propinsi jawa timur, sekretaris badan penyelenggara Universitas Adi Buana Surabaya,. Memiliki International Certificated untuk pelatihan guru-guru zone Asia-Pacific (EI-Edication International), Certificate “Leadership in Higher Education” – University Technolofy of Sydney-Australia


No comments: