AMANAT REKTOR
LATGABSAR RESIMEN MAHASISWA
Universtas Adi Buana- Universitas bharyangkara- Universitas Kristen Petra-
Universitas Nadhatul Ulama Surabaya-Universitas Hang Tuah
Stikes Hang Tuah - Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya
Sdr. Komandan Resimen Mahasurya – Jawa Timur
Sdr. Para Pembantu Rektor III yang hadir,
Sdr. Pembina Resimen Mahasiswa yang hadir dan Yang saya hormati,
Para Peserta Latihan Gabungan
Assalamulaikum Wr Wb
Semangat Pagi!
Hari ini kita berada pada suasana bahagia dan
penuh penghormatan kepada Nusa dan Bangsa, karena hingga saat ini kita masih
diberikan kekuatan untuk mengemban amanah bangsa, membangun cita-cita, dan
membingkainya dengan semangat “NKRI harga Mati”.
Sebentar lagi kita akan melaksanakan Latihan Gabungan antar Resimen di Surabaya, merupakan latihan yang dikemas sebagai “Warming-Up” – pemanasan setelah melakukan Pradiklatsar untuk menuju latihan lanjut Diklatsar. Tentunya sangat diharapkan latihan ini akan memberikan kemampuan antisipasi, sehingga ketika mengkuti Pendidikan Dasar nanti akan memiliki daya suai yang hebat.
Sebentar lagi kita akan melaksanakan Latihan Gabungan antar Resimen di Surabaya, merupakan latihan yang dikemas sebagai “Warming-Up” – pemanasan setelah melakukan Pradiklatsar untuk menuju latihan lanjut Diklatsar. Tentunya sangat diharapkan latihan ini akan memberikan kemampuan antisipasi, sehingga ketika mengkuti Pendidikan Dasar nanti akan memiliki daya suai yang hebat.
Sesungguhnya sebagai anggota Resimen Mahasiswa
menyadari sepenuhnya, bahwa Latihan -latihan Gabungan semacam ini memiliki
manfaat yang sangat besar, karena latihan gabungan akan dapat difungsikan sebagai
pathok duga (bechmarking), namun juga sebagai sarana komunikasi antar resimen,
agar visi, dan misi tetap menjadi hakiki.
Kita sadari bersama nafas perjuangan resimen
mahasiswa adalah membekali kesadaran berbangsa, dan memupuk rasa bangga
terhadap tanah air, namun sisi lain juga dikembangkan kemampuan fisik dalam
secara terbatas gladi kemiliteran. Tentunya kita bukan seorang-seorang prajurit
di medan laga, namun setidak-tidaknya, telah memiliki kemampuyan awal bela
negara.
Kita masih diingatkan adigium Pindaros, yang
menyatakan “Dulce bellum inexpertis “, Perang itu harum (‘enak’) bagi yang
belum mengalaminya. Adigium ini memiliki makna, sesuguhnya manusia itu sangat
menjauhi keinginan untuk berperang, melakukan saling bunuh sesamanya. Pindaros
sadar setelah melihat bahwa perang itu selalu berkonsekuensi kehancuran dan
mengambil dana yang besar pula. Sungguh hal intu adalah pengalaman nyata (empirical
experience). Pengalaman empiri yang sempat masuk di relung hati
Pindaros diwujudkan dlam kata bijak tersebut. Kata Kuncinya adalah damai.
Perdamaian itu adalah pola sikap yang paling bermartabat.
Namun ketika sebuah negara ingin menjujung tinggi
perdamain, dan mematok martabat dalam menjaga tumpah darahnya, maka
mempersiapkan diri dengan cermat, lalu meningkatkan qua patria dipikirannya,
guna mempertebal semangat juang, adalah keniscayaan. Hal ini selaras dengan
kata bijak yang menyatakan: Si vis pacem, para bellum/ If you want peace, prepare for war (“Jika kau mendambakan
perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang“).
Saudara hari ini kita bukan latihan untuk menghadapi perang, namun sedang gladi kesadaran dalam mempertahankan negara, dan merawat pikiran bela negara.
Sebelum mengakhiri amanat saya dalam latihan gabungan ini, marilah kita
satukan pikiran, dan janjilah pada hati kita masing-masing, bahwa sesungguhnya
kita adalah warga bangsa yang Bhinneka Tunggal Ika / unity in diversity. Menjunjung tinggi persatuan di atas perbedaan.
Dan ingat lah saudara-saudara kata hati iniSaudara hari ini kita bukan latihan untuk menghadapi perang, namun sedang gladi kesadaran dalam mempertahankan negara, dan merawat pikiran bela negara.
Selanjutnya perhatikan kata bijak Horatius, dan renungkanlah:
“ decorum est pro patria mori”
Harum dan mulia mati demi tanah air.
Wasalamualikum Wr Wb
Djoko Aw-Rektor
No comments:
Post a Comment