Google

Wednesday, May 16, 2018

SAMBUTAN REKTOR: PELANTIKAN IKATAN WANITA UNIVERSITAS ADI BUANA 3 Maret 2016



SAMBUTAN REKTOR:
PELANTIKAN IKATAN WANITA UNIVERSITAS ADI BUANA
3 Maret 2016
Kesejahteraan dan Rakhmat semoga diberikan pada kita semua,
Assalamualaikum Warokhmatullahi Wabarakhatuh.
Sambut salam motivasi, semangat Pagi !!!

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu memberikan rkhmat tak terbatas tanpa balas, semoga kita yang hadir dalam Pelatantikan Pengurus Ikatan Wanita hari ini, mampu mengawali niatan ikhlas untuk berkerja keras.
Pagi ini kita telah mengukir sejarah dan meronce niat dalam suatu aktivitas Pelantikan Pengurus Ikatan Wanita Universitas Adi Buana Surabaya, sebuah organisasi non struktural yang kita bangun untuk, menjadi daya dukung Universitas membantu membingkai potensi , sekaligus merawat moralitas. Kekuatan moral adalah inti harapan pada organisasi ini.
Organisasi ini dibentuk untuk mendukung dan mendongkrak semangat, merawat elanvital kerja, membingkai citra, dan mengukuhkan kesetiaan pada almamater tercinta. Organisasi ini bukan sekedar pelengkap bukan hanya untuk asesori, apalagi hanya pencitraan diri. Organisasi ini hadir bukan pula sekedar ada tetapi sebuah organisasi yang berdaya,
Adalah kesadaran yang mulia jika kita saat ini mengungkuhkan niat untuk membangun Universitas yang bermatabat, dengan mengajak peran serta isteri. Karena kebersamaan yang dibangun dari rumah, akan menghasilkan sesuatu yang indah, bernilai ibadah, memberi berkah penuh barokah.
Namun sebaliknya, jika para suami terlalu terbabeni pikiran-pikiran rumah yang sarwa sulit dan rumit, maka akan berimbas masif di ruang perjuangan yang serba menantang ini, lebih lanjut akan menurunkan potensi bhakti, melemahkan daya mengabdi dan merobek-robek niatan suci.
Saya sangat tertarik dengan istilah yang satu ini, yakni kata “miranteni”, sebuah kosakata Jawa yang bermakna luas, penuh arti, dan kuat dalam khasanah hakiki. Kata ini harus dimiliki oleh seorang wanita, seorang isteri, teman hidup suami.
Miranteni itu, jika dibahas satu hari pun tak mungkin tuntas, di dalamnya ada ajaran mulia ibarat samudra yang luas. Miranteni memilih arti yang inti, yakni sebuah ketulusan wanita kepada suaminya, menyerahkan kebahagiaan hidupnya untuk suaminya. Dan menoreh keyakinan bahwa kebahagiaan sang suami adalah bagian bahagia dirinya.
Bagi para suami tentu tidak harus memaksa hadirnya sifat khas ini, karena sifat miranteni itu hadir bersama rasa kasih sang isteri, cinta yang dalam, sayang yang tak terbilang, dan lebat dan kuatnya “bekti”.
Tentu sebagai Rektor saya menaruh harap, memohon secara hormat, agar para isteri dilingkungan Universitas yang bersemangat pagi ini, tidak lunglai namun seiring dengan semangat mekarnya bunga matahari, membangun asa yang abadi.
Tentu sebagai Rektor saya juga berpesan, jangan sekali kali menginspirasi suami untuk melakukan tindakan yang nista tak terpuji, hanya kerja semata-mata untuk meraih harta, seharusnya diajak bertindak penuh harapan, menyelipkan pesan pesan yang budiman.
Tentu sebagai Rektor saya meminta agar para isteri membangun sarana komunikasi, berbagi rasa, merasa senasib seperjuanga, membangun empati membina simpati.
Tentu sebagai Rektor saya memuji, keberhasilan suami tidak akan terjadi jika seorang isteri hanya berpikir diri sendiri, namun doanya yang tulus, serta niatan bagus, yang lurus, membuat karir, dan kharisma suami menjadi bagus.
Tentu sebagai Rektor saya meminta maaf, jika masih ada para suami yang kadang gamang, kadang pula berang, mungkin karena beratnya tugas yang saya bebankan, dan kemungkinan gajinya masih kurang. Saya berusaha dan bernjaji pada diri sendiri , saya nama Tuhan akan mengawal bersarnya universitas, karena kejayaan Adi Buana akan membawa kebahagian kita bersama.
Para Pengurus ingat kata ini, Miranteni itu niatan suci, jangan beringsut atau menghindir dari sifat-sifat ini. Hanya Isteri yang miranteni yang punya hak atas keberhasilan Suami
Assalmualikum Warokhatullahi Wabarokhatuh.
djoko aw - Rektor

No comments: